28 02 2008

CDI Menghasilkan Arus Maksimal

Pembakaran Semakin Sempurna dan Lebih Bertenaga
CDI Menghasilkan Arus Maksimal
DALAM melakukan proses pembakaran, mesin berbahan bakar bensin sangat bergantung pada sistem pengapian. Kini, sistem pengapian telah bergeser dari model mekanik platina menjadi elektronik. Banyak masyarakat awam yang salah mengartikan sistem pengapian elektronik sebagai CDI (Capactive Discharge Ignition). Padahal ada satu lagi teknologi pengapian tanpa platina, yaitu TCI (Transistorized Controlled Ignition).

Sistem pengapian pada motor bakar terdiri dari empat peranti penting, yaitu koil, distributor, kabel busi, dan busi. Secara umum, urutan kerja sistem pengapian diawali dari kerja koil yang mendapat sinyal dari kunci kontak. Koil kemudian menyalurkan arus listrik ke distributor. Alat distributor akan membagi arus listrik melalui kabel busi yang selanjutnya arus tersebut diteruskan ke busi. Proses itu berjalan tentu saja disesuaikan dengan kinerja mesin.

Koil adalah peranti yang berfungsi mempertinggi tegangan listrik. Umumnya koil standar mampu menghasilkan tegangan antara 15.000 hingga 20.000 volt. Tegangan listrik tinggi ini diperoleh dari dua jenis kumparan yang berada di dalam koil. Kumparan pertama disebut primer dan satunya lagi adalah sekunder. Antara keduanya dihubungkan secara paralel.

Distributor bertugas mengatur waktu pengapian dan pembagiannya ke busi yang ada pada setiap silinder. Pada sistem mekanik, pengaturan waktu ini dilakukan oleh peranti bernama contact breaker atau platina. Alat ini akan membuka dan menutup sesuai perggerakan kem. Polanya sesuai dengan posisi piston pada saat pengapian di dalam mesin.

Saat platina bekerja, arus akan mengalir dan menuju kumparan primer koil, sehingga menciptakan medan magnet di sekitar kumparan sekunder. Begitu pula sebaliknya, arus listrik secara otomatis akan terputus.

Peranti platina memiliki kelemahan utama pada titik kontak atau contact point. Ini karena pemutus arus mekanis yang akan aus, bergantung lamanya pemakaian.

Pengapian elektronik

Sistem pengapian elektronik masih mengadopsi prinsip kerja yang sama. Cuma bedanya platina diganti peranti elektronik. Sistem pengapian elektronik bisa dibagi menjadi dua , yaitu CDI dan TCI. Rata-rata kendaraan roda empat keluaran tahun 1990-an mengadopsi sistem TCI. Alasannya, selain lebih canggih dari sistem mekanik juga lebih murah harganya dibandingkan sistem CDI.

Pada sistem TCI, fungsi platina digantikan oleh pick-up coil berbasis transistor. Komponen yang juga sering disebut LED-photo transistor ini berada dalam distributor. Pulsa pengapian yang diciptakan alat ini dikirimkan ke modul pengapian. Dari modul ini, selanjutnya sinyal elektronik dikirim ke koil. Proses pengolahan sinyal pengapian ini dalam koil sama dengan model platina.

Teknologi CDI memiliki cara kerja yang sedikit berbeda. Secara umum CDI merupakan alat yang mampu menghasilkan energi yang kuat dalam setiap rentang putaran mesin. Pada CDI, sinyal pengapian dari pick-up coil memutus arus yang ada di sirkuit utama modul CDI. Pada saat itu, kapasitor sebagai komponen utama sirkuit membuang seluruh energi listrik yang ada di kumparan primer koil . Fungsi koil adalah sebagai transformator yang menaikkan tegangan listrik hingga 40.000 volt.

Peranti selanjutnya setelah distributor adalah kabel busi. Kabel busi yang baik adalah memiliki hambatan rendah. Peranti terujung pada sistem pengapian adalah busi. Ketika percikan api membakar campuran bahan bakar dengan udara, akan terjadi ledakan. Letupan ini akan menggerakkan piston. Proses ini terjadi berulang kali, sehingga piston bergerak secara konstan. Tenaga dari piston akan disalurkan melalui gigi transmisi dan diteruskan ke roda. Kendaraan pun bisa bergerak.

Diambil dari Pikiran Rakyat


Aksi

Information

Tinggalkan komentar